Jumat, 01 Mei 2015

makalah pengantar akuntansi 2, pengendalian internal dan akuntasi untuk kas







MAKALAH PENGANTAR AKUNTASI II
Pengendalian Internal dan Akuntasi Untuk Kas


Kelompok I
Feby Ramada Yanti
Medika Yunita
Yemi Puspitasari
       Dosen Pembimbing
Erwin Febriansyah, SE.,M.Ak


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI PERBANKAN SYARI’AH
TAHUN 2015/2016


KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah yang telah membimbing manusia dengan petunjuk – petunjuk Nya sebagaimana yang terkandung dalam al – qur’an dan sunnah, petunjung menuju ke jalan yang lurus dan jalan yang di ridhai Nya. Demikian juga kami , bersyukur kepada Nya yang telah memudah kan penulisan makalah Pengantar Akuntasi II tentang Pengendalian Internal dan Akuntansi untuk Kas.
Shalawat seta salam semoga senantiasa dihanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad, para sahabat, keluarga dan pengikutnya sampai di hari kiamat, terutama mereka yang memelihara otentisitas sunnah, baik dengan cara penghapalan, periwayatan, penulisan, pengodifikasian, pengajian, pengamalan dan penerbitan.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini, dengan segala keterbatasan, tidak lepas dari kekurangan, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir kekurangan – kekurangan tersebut. Oleh karena itu, sangat di harapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.. akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

                                                                                                                                                Bengkulu, 19 Maret 2015
                                                                                                    Penulis


                                                                                                 Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                     i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.    Latar Belakang                                                                                    1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A.    Pengendalian Internal                                                                         2
B.     Pengerian Kas ................................................................................... 5
C.     Rekonsiliasi Bank                                                                               9
D.    Dana Kas Kecil                                                                                 13
E.     Selisih Kas                                                                                        19
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 21
A.    KESIMPULAN  .............................................................................. 21
B.     SARAN                                                                                             21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 22






ii
 






 

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Pengandilan internal biasanya akan mutlak diperlukan seiring dengan tumbuhnya dan berkembangnya transaksi/bisnis perusahaan. Untuk menjalankan pengendalian internal secara baiktentu saja harus diikuti dengan kerelaan perusahaan untuk mengeluarkan beberapa tambahan biaya. Sistem pengendalian internal akan dijumpai dalam perusahaan yang dimana kategori ukuran bisnisnya adalah menengah keatas.
Kas merupakan aktiva yang paling lancar dibanding aktiva lainya. Oleh sebab itu, kas merupakan aktiva yang digemari untuk dicuri, dimanipulasi, dan diselewengkan. Dalam neraca, kas selalu disajikan dalam urutan yang utama, setelah itu barulah diikuti dengan akun piutang usaha, dan selanjutnya sesuai dengan urutan likuiditasnya.
B.       RUMUSAN MASALAH
a.       Apa itu pengendalian internal ?
b.      Apa itu kas ?
c.       Apa itu rekonsiliasi bank?
d.      Apa itu dana kas kecil?
e.       Apa itu selisih dana?
f.       Apa itu penyajian kas di neraca ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.      PENGENDALIAN INTERNAL (internal control)
Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aktiva atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk penyalagunan, menjamin tersedianya informasi akuntasi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum atau undang – undang serta kebijakan manajemen telah di patuhi dan di jalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.[1]
Seiring dengan perkembangan skala usaha dalam suatu perusahaan, pemilik
perusahaan tidak mungkin untuk bisa melakukan pengawasan atas semua operasi
perusahaan secara langsung atau dengan kata lain pemilik tidak mungkin bisa terlibat langsung dalam operasi perusahaannya. Untuk itu pemilik perusahaan perlu mendelegasikan wewenangnya kepada pimpinan manajemen perusahaan dan manajemen meneruskan kembali wewenang tersebut dengan menerapkan prosedur-prosedur pengendalian intern.[2] Pengendalian intern meliputi semua perencanaan dari suatu organisasi dan semua metode serta prosedur yang diterapkan manajemen dalam rangka untuk:
1.      Menjaga asset perusahaan dari pencurian, pembobolan, perampokan, manipulasi, korupsi yang dilakukan (fraud) oleh pihak-pihak tertentu, serta penggunaan harta kekayaan perusahaan yang tidak diotorisasi.
2.      Meningkatkan akurasi dan kepercayaan dari catatan akuntansi dengan cara mengurangi risiko kesalahan (error) dalam proses akuntansi yang dilakukan.
a.       Prinsip-prinsip Pengendalian Internal
Meskipun banyak perusahaan yang menetapkan prosedur pengendalian intern dengan “bahasa”aturan yang berbeda-beda, namun pada umumnya masing-masing mengandung prinsip-prinsip pokok pengendalian intern yang sama. Di antara prinsip-prinsip pengendalian intern[3] tersebut adalah:
1.      Pembentukan pertanggungjawaban (establishment of responsibility)
a.       Manajemen harus menetapkan tanggung jawab secara jelas.
b.      Tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan kepadanya.
c.       Pembentukan pertanggungjawaban meliputi otorisasi dan persetujuan atas suatu transaksi.
2.      Adanya pemisahan tugas secara tegas (segregation of duties)
a.      Tanggung jawab atas pekerjaan dan tugas harus diberikan kepada individu yang berbeda, (misalnya pemisahan tugas antara petugas yang mengurusi penyimpanan kas dengan petugas yan mengurusi pencatatan kas).
b.      Tanggung jawab untuk memelihara catatan harus terpisah dengan tanggung jawab untuk menjaga keadaan fisik kekayaan perusahaan.
3.      Prosedur dokumentasi harus dimiliki perusahaan (documentation procedure).[4]
Dokumentasi yang baik diperlukan untuk melindungi kekayaan perusahaan dan menjamin bahwa semua karyawan melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. Dokumentasi yang bisa dipercaya akan menjadi sumber informasi yang dapat digunakan manajemen untuk memonitor kegiatan operasi perusahaan.
4.      Pengendalian secara fisik, mekanik, dan elektronik (physical, mechanical and electronic controls).
Sebaiknya perusahaan menerapkan pengendalian secara elektronik disamping cara mekanis dan fisik untuk menjaga kekayaannya. Sebagai contoh penerapan pengendalian mekanis adalah penggunaan kas register, cheque protector. Pengendalian mekanis menggunakan brankas (peti besi), ruang khasanah (strong room) dan contoh pengendalian elektronik adalah pemakaian mesin absensi elektronik sidik jari yang terhubung dengan komputer, cctv (televisi monitor), alarms elektronik, garment sensors.
5.      Verifikasi internal yang independen harus ada (independent internal verification) .[5]
Meskipun sistem pengendalian intern telah dirancang dengan baik, kemungkinan terjadinya penyimpangan tetap saja bisa terjadi setiap saat. Misalnya kelelahan yang terjadi terhadap karyawan bisa mengakibatkan prosedur-prosedur yang ditetapkan diabaikan. Untuk itu diperlukan pengkajian ulang secara teratur dan berkesinambungan agar prosedur-prosedur dapat dijalankan secara teratur, tertib dan benar. Proses ini harus dilakukan oleh pemeriksa intern yang independen.
b.      Keterbatasan pengendalian intern
Keterbatasan pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1.             Adanya kemungkinan timbulnya beban (cost) untuk mendesain pengendalian intern yang lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh.
2.              Adanya faktor sumber daya manusia
3.              Besarnya ukuran perusahaan[6]
B.        PENGERTIAN KAS
Hampir semua transaksi perusahaan akan melibatkan uang kas, baik itu merupakan transaksi penerimaan maupun pengeluaran kas dan transaksi-transaksi yang lain akan berakhir dengan rekening kas ini. Kas merupakan harta yang paling lancar atau likuid, paling mudah diselewengkan, maka diperlukan suatu sistem dan prosedur akuntansi untuk mencatat dan mengendalikan kas.
Kas adalah alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat umum dan oleh sebab itu merupakan dasar-landasan yang kuat untuk dipakai sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi di dalam perusahaan. [7]
Ada dua kriteria agar alat pembayaran dapat diklasifikasikan sebagai kas :
1.      Harus dapat diterima umum sebagai alat pembayaran atau diterima oleh bank sebagai simpanan sebesar nilai nominalnya.
2.      Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan sehari-hari
Kas meliputi uang tunai dan instrumen atau alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank (uang  tunai kertas dan logam, cek, wesel cek,rekening bank yang berbentuk tabungan dan giro).[8]
Kas memiliki sifat-sifat atau karakteristik:
1.      Kas mempunyai sifat yang aktif tetapi tidak produktif
2.      Kas (uang tunai) tidak mempunyai identitas kepemilikan dan mempunyai sifat yang mudah dipindah tangankan.
Dari dua sifat kas tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa unsur perencanaan dan pengawasan terhadap kas harus mendapatkan perhatian yang serius bagi manajemen.
a.       Sistem Pengendalian Internal Terhadap kas
Akuntansi terhadap kas lebih dititik beratkan pada fungsi penyediaan informasi untuk kepentingan manajemen terhadap kas. Secara garis besar akuntansi terhadap kas harus diarahkan kepada dua hal yaitu : Administrative dan Accounting Control,[9] yang secara umum terdiri dari:
1.      Menyediakan kas yang cukup untuk operasi perusahaan sehari-hari (likuiditas)
2.      Menghindarkan terjadinya kas yang menganggur (idle money)
3.      Mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya penyalahgunaan terhadap kas.
Adapun prinsip – prinsip dari pengendalian ysng diterapkan untuk kas[10], antara lain adlah sebagai berikut:
1.      Pemisahaan tugas
2.      Penyetoran kebank
3.      Pemerikasaan mendadak
4.      Menggunakan cek.
Sistem pengendalian internal tidak dirancang untuk dapat mendeteksi adanya kesalahan- kesalahan,tetapi lebih mengutamakan pada usaha-usaha pencegahan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan. Harus ada pemisahan fungsi operasi, pencatatan dan penyimpanan dalam segala bidang kegiatan perusahaan. Berhubungan dengan kas, adanya pemisahan antara pengelola fisik uang (penerimaan,penyimpanan dan pengeluaran ) dan pengelolan administrasinya mutlak  diperlukan. Dalam fungsi penerimaan kas; pengawasan harus ditujukan agar semua uang yang seharusnya diterima, benar- benar diterima dan dicatat. Dan dalam fungsi pengeluaran kas; pengawasan harus diarahkan agar tidak terjadi pengeluaran kas tanpa adanya otorisasi oleh pejabat yang berwenang.
b.      Pengawasan Kas
Sistem pengawasan internal suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain karena bentuk dan jenis perusahaan bermacam-macam. Tetapi ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas sebagai berikut:[11]
1.      Penerimaan kas
Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:
Ø  Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dari setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.
Ø  Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas.
Ø  Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas.
Ø  Dilakukan pengecekan independent atau verivikasi internal
Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.
2.      Pembayaran kas
Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:
Ø  Semua pengeluaran uang menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
Ø  Dibentuk dana kas kecil yang diawasi dengan ketat.
Ø  Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang lengkap atau dengan kata lain digunakan sistem voucher.
Ø  Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas.
Ø  Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tertentu.
Ø  Diharuskan membuat kas harian.
C.      REKONSILIASI BANK
Apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang (kecuali yang jumlahnya relatif kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank.
Rekonsiliasi laporan bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum dicatat oleh perusahaan. [12]
Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan ini dilakukan dengan cara debit rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat laporan bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas. Rekonsiliasi laporan bank sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai kepentingan terhadap kas
Berikut adalah beberapa penyebab timbulnya perbedaan saldo antara catatan menurut perusahaan dengan rekening koran yang diterbitkan oleh bank:[13]
1.      Deposits in transit (setoran dalam perjalanan)
2.      Outstanding chechs (cek yang masih beredar)
3.      Not sufficient fund checks ( cek tidak cukup dana)
4.      Notes plus interest collected by bank (penagihan piutang wesel beserta bunganya lewat bank) yang belum dicatatat di dalam kurnal atau pembukuan perusahaan.
5.      Interest income (bunga bank atas saldo rekening persahaan yang mengendap atau sering dikenal sebagai jasa giro) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan perusahaan.
6.      Bank service charges (biaya jasa bank) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan perusahaan.
7.      Erorr in recording (kesalahan dalam pencatatan) [14]
Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank maka kesalahan-kesalahan yang ada harus dikoreksi. Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda :
1.      Rekonsiliasi Saldo Akhir, yang dapat dibuat dalam 2 bentuk :
a.       Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.
b.      Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas
2.      Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, yang bisa dibuat dalam 2 bentuk :
a.       Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)
b.      Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8 kolom)[15]
Contoh Rekonsiliasi Bank
Pada tanggal 1 mei 2010, PT Rahadian membuka rekening giro di bank Muamalat dengan setoran mula-mula sebesar Rp.4.000.000. Saldo menurut pembukuan perusahaan pada akhir mei sebesar Rp. 50.500.000, sedangkan menurut laporan
dalam rekening Koran pihak bank sebesar Rp. 52.900.000. Setelah dilakukan prosedur rekonsiliasi diketahui bahwa perbedaan tersebut disebabkan karena berikut dibawah ini:
1.      setoran dalam perjalanan Rp. 8.600.000
2.      Cek yang masih beredar sejumlah Rp. 8.700.000 dengan perincian sebagai
berikut :           cek nomer 021 sebesar Rp. 4.700.000
Cek nomer 025 sebesar Rp. 2.600.000
Cek nomer 031 sebesar Rp. 1.400.000
3.      Bank memberikan jasa giro sebesar Rp. 500.000 dan biaya bank yang dibebankan kepada perusahaan sebesar Rp. 1.200.000.
4.      Cek sebesar Rp. 1.800.000 yang diterima perusahaan dari PT IDAMAN dinyatakan kosong oleh pihak bank.
5.      Bank berhasil menagihkan wesel dengan nilai nominal Rp. 5.000.000. Terhadap jumlah tersebut bank membebankan biaya tagih atau biaya inkaso sebesar Rp. 200.000 sehingga nilai bersih yang diakui oleh bank sebesar Rp.4.800.000.
Berdasarkan data diatas buatlah laporan rekonsiliasi dan jurnal penyesuaian yang
diperlukan.
PT RAHADIAN
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Mei 2012

Saldo perusahaan            Rp. 50.500.000
Tambah :
Penagihan wesel   Rp. 4.800.000
/pendapatan wesel
(5.000.000-200.000)

Jasa giro              Rp.     500.000
                                   Rp. 5.300.000
Rp.  55. 800.000

Kurang :
·  Cek kosong         Rp. 1.800.000
·  Biaya bank     Rp. 1.200.000
     Rp. 3000.000
Saldo perusahaan       Rp. 52.000.000

Saldo per bank :Rp. 52.900.000
Tambah :
·      DIT  Rp.  8.600.000
Rp. 61.000.000

Kurang :
·      Cek yang beredar
Nomer 021 Rp. 4.700.000
Nomer 025 Rp. 2.600.000
Nomer 031 Rp. 1.400.000
 Rp.   8.700.000

Saldo Bank :  Rp. 52.800.000
Berdasarkan rekonsiliasi diatas PT Rahadian perlu membuat jurnal penyesuaian
untuk mencatat adanya perubahan saldo kas perusahaan. Adapun jurnal penyesuaian yang diperlukan adalah :
1.    Untuk mencatat pendapatan dari piutang wesel yang dikurangi biaya tagihan
2.    Mencatat penerima jasa giro bank

3.    Mencatat adanya cek kosong

4.    Mencatat Adanya Bank

D.      DANA KAS KECIL (PETTY CASH FUND)
Dana kas kecil atau petty cash fund adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Dana ini diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-pembayaran dari dana ini dan terhadap jumlah dana kas kecil.[16] Jika jumlah kas kecil tinggal sedikit, kasir kas kecil akan meminta agar dananya ditambah. Penambahan kas kecil kadang-kadang dilakukan setiap periode tertentu misalnya mingguan. Dalam hubungannya dengan kas kecil ada dua metode yang digunakan yaitu:[17]
1.      Sistem  Imprest
Dalam sistem ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar check yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. cek tersebut diuangkan ke bank oleh kasir kas kecil dan uangnya digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran kas kecil.
Apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil, sehingga jumlah uang dalam kas kecil kembali seperti semula. Pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.
2.      Sistem  Fluktuasi
Dalam sistem  fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti pada sistem imprest.
Perbedaannya dengan metode imprest adalah bahwa dalam metode fluktuasi saldo  kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran kas kecil. Pencatatan langsung dilakukan setiap terjadinya pengeluaran-pengeluaran dari dana kas kecil.[18]
Pengoperasian dana kas kecil baik sistem dana tetap maupun sistem dana berfluktuasi meliputi 3 tahap yaitu:[19]
Sistem Dana Tetap (Imprest)
Sistem Dana Berfluktuasi
1.      Pembentukan kas kecil
                   Kas kecil      xxx
                    Kas                   xxx


1., Pembentukan kas kecil
            Kas kecil      xxx
              Kas                   xxx

2.      Penggunaan/pengeluaran dana kas kecil.
Untuk sistem dana tetap pengeluaran kas kecil tidak dijurnal. Penjurnalan atas pengeluaran – pengeluaran kas kecil baru akan dilakukan pada saat kas tersebut kecil di isi kembali.
2., penegeluaran kas kecil
     Dilakukan penjurnalan atas penegluaran -      pengeluaran kas kecil.
     Macam – macam biaya  xxx
            Kas kecil                        xxx
3.      Pengisian kembali kas kecil.
Pada saat pengisian kembali dilakukan penjurnalan terhadap pengeluaran – pengeluaran kas kecil
3., Pengisian kembali kas
                 Kas kecil      xxx
              Kas                   xxx
setelah pengisian kembali jumlah kas kecil dapat berubah tidak seperti jumlah semula sehingga sistem dana berfluktuasi untuk pengendalian kas kurang sesuai/kurang baik.
    
Contoh Kas Kecil Sistem Dana Tetap
Pada tanggal 10 desember 2010 PT Rahadian menetapkan penggunaan kas kecil system dana tetap dengan jumlah Rp. 500.000dan akan diisi kembali setiap 2 pekan. Dana Kas kecil dibentuk pada tanggal 15desember 2010. Transaksi yang terjadi selama pembentukan kas kecil sampai akhir tahun 2010 adalah sbb:
Desember        15 membentuk kas kecilRp. 500.000
16 membayar kuitansi langganan KoranRp. 150.000
20 membeli materai dan perangkoRp. 50.000
27 membayar makanankecilRp. 40.000
31 mengisi kembali dana kas kecilRp. 240.000
Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi diatas.
Jawab:
a.         Pembentukan kas kecil
Jurnal untuk mencatat pembentukan dana kas kecil
Tanggal 
 Nama Akun 
 Debit 
 Kredit
15/12/2010
 Kas Kecil
 Rp                500.000

        Kas

 Rp            500.000
b.        Penggunaan dana kas kecil
Untuk sistem dana tetap tidak ada pencatatan.
c.         Pengisian kembali kas kecil
Jurnal untuk mencatat pengisian kembali tanggal 31 desember 2010
Tanggal 
 Nama Akun 
 Debit 
 Kredit
31/12/2010
 Biaya Langganan Koran
 Rp                150.000

 Biaya Materai dan Perangko 
 Rp                   50.000

 Biaya Makana Kecil
 Rp                   40.000

           kas

 Rp            240.000
                                                                                            
Dari uraian diatas dana kas kecil tidak pernah dikredit sehingga saldo kas kecil selalu tetap sebesar Rp. 500.000. Pada akhir periode harus dilakukan pengisian kembali untuk mengakui adanya biaya - biaya yang dikeluarkan pada pengisian sebelumnya dan untuk menentukan jumlah dana kas kecil yang dilaporkan di Neraca. Berdasarkan contoh diatas, saldo dana kas kecil yang dilaporkan di neraca per 31 desember 2010 adalah Rp. 500.000.
Tetapi jika tidak ada pengisian kembali pada akhir periodemaka perlu dilakukan jurnal penyesuaian untuk mengakui biaya sejak pengisian sebelumnya sampai akhir periode tersebut. Sesuai contoh diatas bila tidak ada pengisian kembali maka jurnal penyesuaian yang dibuat adalah :
Tanggal 
 Nama Akun 
 Debit 
 Kredit
31/12/2010
 Biaya Langganan Koran
 Rp                150.000

 Biaya Materai dan Perangko 
 Rp                   50.000

 Biaya Makana Kecil
 Rp                   40.000

           kas

 Rp            240.000
Jika diposting maka saldo dana kas kecil pada akhir tahun 2010 adalah Rp. 260.000 yang berasal dari Rp. 500.000 –Rp. 240.000 = Rp. 260.000. Jumlah tersebut akan dilaporkan di neraca tanggal 31 desember 2010.
Pada awal periode 2011 dilakukan jurnal pembalik sbb:
Tanggal 
 Nama Akun 
 Debit 
 Kredit
01/01/2011
 kas
 Rp                240.000

          Biaya Langganan Koran

 Rp            150.000
          Biaya Materai dan Perangko

 Rp               50.000
          Biaya Makana Kecil

 Rp               40.000
Andaikan jurnal pembalik diatas telah diposting, saldo kas kecil menjadi debitRp. 500.000dan akun - akun biaya saldonya menjadi kredit. Pada tanggal pengisian berikutnya, jurnal yang dibuat adalah debit biaya - biaya sebesar jumlah pengisian kembali sebelumnya sampai pengisian kembali sekarang.
Contoh : dari kasus diatas anggaplah pengeluaran dari tanggal 1 januari sampai 15 januari 2011 adalah pembelian materai dan perangko sebesar Rp. 200.000. Pengisian kembali dilakukan tanggal 15 januari 2011sehingga
pengisian kembali sebesar Rp. 440.000 dengan perhitungan sbb:
Nama Akun
Tahun 2010
15 – 30 Desember
Tahun 2011
1 – 15 Januari
Total
Biaya Langganan Koran
Rp. 150.000

Rp. 150.000
Biaya Materai dan Perangko
Rp.   50.000
Rp. 200.000
Rp. 250.000
Biaya Makanan kecil
Rp.   40.000

Rp.   40.000
Jumlah
Rp. 240.000
Rp.200.000
Rp. 440.000
Adapun jurnal pengisian kembali pada tanggal 15 januari 2011 adalah sbb :
Tanggal 
 Nama Akun 
 Debit 
 Kredit
15/01/2011
 Biaya Langganan Koran
 Rp                150.000

 Biaya Materai dan Perangko 
 Rp                250.000

 Biaya Makana Kecil
 Rp                   40.000

           kas

 Rp            440.000

Contoh Kas Kecil Sistem Dana Berfluktuasi
Seperti kasus diatas tetapi perusahaan menggunakan system dana berfluktuasi. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi.
a.       Pembentukan kas kecil
Jurnal untuk mencatat pembentukan dana kas kecil

b.      Penggunaan dana kas kecil


c.       Pengisian kembali kas kecil
Jurnal untuk mencatat pengisian kembalitanggal 31 desember 2010
Karena sistem dana berfluktuasi terkadang jumlah pengisian kembali berubah / tidak seperti jumlah semula pada saat pembentukan kas kecil
Misal : PT Rahadian pada tanggal 31 desember 2010 mengisi kembali dana kas kecilnya sebesar Rp. 250.000 maka jurnal pencatatannya adalah :
E.       SELISIH KAS
Untuk keperluan pengendalian internal kas, secara berkala jumlah fisik kas dicocokkan dengan saldo buku besar kas, apabila terjadi perbedaan maka selish tersebut dibukukan dalam selisih kas. Pada akhir periode saldo debet selisih kas dilaporkan dalam beban/biaya diluar usaha sedangkan saldo kredit selisih kas dibukukan dalam pendapatan di luar usaha.[20]
Contoh :
Setelah dilakukan penghitungn secara fisik pada tanggal 31 Mei diketahui saldo fisik kas sebesar Rp. 400.000, sedangkan saldo menurut catatan buku besar sejumlah Rp. 400.500 sehingga terjadi selisih kas sebesar Rp. 500
Jurnal untuk mencatat selisih kas (kurang) tersebut adalah ;
Jika jurnal diatas diposting kedalam buku besar maka kan nampak sbb:


kas


Mei 31             saldo                400.500        selisih kas                                   500

Selisih kas
Mei 31             selisih kurang         500

Selisih kas tersebut dilaporkan sebagai beban/biaya di luar usaha pada akhir periode
Apabila diketahui tanggal 31 Mei saldo menurut buku besar kas sebesar 397.500 sehingga terjadi selisih kas sebesar Rp. 2.500 maka jurnal untuk mencatat selisih kas (Lebih) adalah sbb :
Jika jurnal diatas diposting kedalam buku besar maka kan nampak sbb:

Kas
Mei 31     Saldo                       397.500
                Selisih kas                   2.500

Selisih Kas
                                                            Mei 31   selisih lebih               2.500
Selisih kas tersebut diatas dilaporkan sebagai pendapatan diluar usaha pada akhir periode.


F.     PENYAJIAN KAS DI NERACA
Kas di sajikan di neraca dalam kelompok asat lancar. Kas kas dinilai sebesar nilai nominal uang di tambah nilai nominal cek perusahaan lain yang menjadi hak perusahaan dan saldo rekening giro pada tanggal neraca. Aset yang dapat disetarakan dengan kas digabungkan pelaporannya dengan judul kas dan setara kas.
Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat liquid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainya. Investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. Judul yang biasa untuk melaporkan kas adalah kas, kas dan bank, ataupun kas dan setara kas. Dana kas kecil adalah contoh kas yang dibatasi penggunaannya sehingga dilaporkan terpisah. Namun, andaikan jumlahnya tidak material, maka kas kecil tidak perlu dipisahkan pelaporanya dari kas.[21]
Tidak tertutup kemungkinan kemungkinan bahwa saldo rekening giro di bank bersaldo negatif. Saldo demikian dilaporkan di neraca dalam kelompok kewajiban janka pendek. Tetapi jika rekening giro lainya dalam bank yang sama mempunyai saldo positif yang dapat menutup saldo negatif, maka saldo negatif dapat digabung. Kas dan setara kas disajikan dineraca sebagai berikut.
Aset lancar:
Kas dan setara kas                                                      Rp. 600. 000.000

BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
a.       Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aktiva atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk penyalagunan.
b.      Kas adalah alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat umum dan oleh sebab itu merupakan dasar-landasan yang kuat untuk dipakai sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi di dalam perusahaan
c.       Rekonsiliasi bank adalah Apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang (kecuali yang jumlahnya relatif kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank
d.      Dana kas kecil atau petty cash fund adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek
e.       Untuk keperluan pengendalian internal kas, secara berkala jumlah fisik kas dicocokkan dengan saldo buku besar kas, apabila terjadi perbedaan maka selish tersebut dibukukan dalam selisih kas
B.       KRITIK DAN SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami selaku penyusun masih banyak kekurangan dalam pengetahuan makalah ini. Maka disini kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2008. Pengantar Akuntasi 1. Jakarta: lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas indonesia
Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta:UPP STIM YKPN
Sodikin, Slamet Sugiri. 2013. Pengantar Akuntansi 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
bab-7-akuntansi-dan-pengendalian-intern-terhadap-kas.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Diana%20Rahmawati,%20M.Si./KAS.pdf



[1] Hery. Pengantar Akuntasi 1 (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI:2008). Hal 156.
[2] Krismiaji. Sistem informasi Akuntansi (yogyakarta:STIM YKPN:2010). HAL 218
[3] Hery. Pengantar Akuntasi 1 (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI:2008). Hal 158.
[4] Krismiaji. Sistem informasi Akuntansi (yogyakarta:STIM YKPN:2010). HAL 227
[5] Ibid:hal 227
[6] Hery. Pengantar Akuntasi 1 (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI:2008). Hal 165.
[7] Slamet Sugiri Sodikin. Pengantar Akuntasi 2 ( yogyakarta: UPP STIM YKPN:2013). Hal 4
[8] bab-7-akuntansi-dan-pengendalian-intern-terhadap-kas.pdf
[9] Krismiaji. Sistem informasi Akuntansi (yogyakarta:STIM YKPN:2010). HAL 218
[10] Slamet Sugiri Sodikin. Pengantar Akuntasi 2 ( yogyakarta: UPP STIM YKPN:2013). Hal 5-6
[11] Hery. Pengantar Akuntasi 1 (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI:2008). Hal 169-174
[12] Hery. Pengantar Akuntasi 1 (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI:2008). Hal 179
[13] Hery. Pengantar Akuntasi 1 (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI:2008). Hal 180-182
[14] Slamet Sugiri Sodikin. Pengantar Akuntasi 2 ( yogyakarta: UPP STIM YKPN:2013). Hal 7
[15] Krismiaji. Sistem informasi Akuntansi (yogyakarta:STIM YKPN:2010). HAL 230
[16] Hery. Pengantar Akuntasi 1 (Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI:2008). Hal 186
[17] bab-7-akuntansi-dan-pengendalian-intern-terhadap-kas.pdf
[18] bab-7-akuntansi-dan-pengendalian-intern-terhadap-kas.pdf
[19] http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Diana%20Rahmawati,%20M.Si./KAS.pdf
[20] http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Diana%20Rahmawati,%20M.Si./KAS.pdf
[21] Slamet Sugiri Sodikin. Pengantar Akuntasi 2 ( yogyakarta: UPP STIM YKPN:2013). Hal 15